|
Kali ini aku pergi mengunjungi Asakusa, tempat yang muncul di anime olahraga yang aku suka, Giant Killing. Giant Killing adalah anime tentang sepak bola yang ditayangkan tahun 2010 di Jepang. Karena kebetulan aku ada di dekat Ochanomizu, aku naik kereta di stasiun Ochanomizu. Ochanomizu lumayan dekat dengan Asakusa. Kira-kira 10 menit naik kereta. Tapi sayangnya aku turun di stasiun yang salah. Seharusnya aku turun di Asakusa tapi aku turun di Asakusabashi. Jadi, aku terpaksa jalan kaki sampai ke Kaminarimon. Aku tidak menyangka kalau akan memakan waktu 20 sampai 30 menit. Kalau kalian ingin langsung mengunjungi Kaminarimon, berhati-hatilah dan turunlah di Stasiun Asakusa.
Kuil Asakusa muncul di episode 14 dan 26. Bagian di mana anggota ETU membagikan brosur tentang pesta kare. Ketika aku pergi ke Kaminarimon, ada semacam event sehingga banyak sekali orang di sana. Aku kesulitan mengambil foto. Event itu disebut “Shoubou dezomeshiki” Kalau kalian ingin tahu lebih lanjut, ketik saja di Google.
Reporter : TEDJA AGNES MICHELLE
|
|
|
|
|
|
Kuil Asakusa itu terkenal di Tokyo sehingga lumayan banyak muncul di berbagai anime dan game. Kalian juga bisa membeli berbagai macam barang seperti yukata, pajangan-pajangan, makanan ringan, topeng, dll. Di gambar ini kalian bisa melihat goods Anpanman, Pretty Cure dan Rillakuma. Sebenarnya, aku pernah pergi ke sini sebelumnya dengan beberapa orang Indonesia lainya. Tapi pada saat itu mereka lebih tertarik dengan belanja dan meminta tolong aku untuk menterjemahkan bahasa Jepang jadi aku tidak sempat masuk ke dalam kuilnya.
Guru bahasa Jepangku di Osaka pernah berkata bahwa temannya menjual “Agemanjyuu” (bakpau goreng?) di Kuil Asakusa jadi aku mencoba makan itu. Enak tapi aku tidak bisa membedakan bakpau goreng dengan bakpau biasa. Aku mencoba rasa custard cream dan rasa monjya (Monjya itu makanan khas Tokyo, rasanya lebih asin dibanding okonomiyaki Osaka) Rasa yang paling populer adalah kacang merah. Tapi karena aku tidak begitu suka kacang merah, aku tidak mencoba yang itu. Aku berpikir untuk mengambil foto tokonya tapi karena terlalu ramai aku tidak bisa berdiri di satu tempat sebentar untuk mengambil foto. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kalau kamu membandingkan foto yang aku ambil dengan animenya, kamu bisa melihat perbedaannya. Pemandangan di anime adalah pemandangan 4 tahun yang lalu. Sebelumnya tidak ada vending machine di situ. Tempat ini muncul di anime di mana anggota cheering party tidak terkumpul dan Shige-chan dan Gorou berbicara tentang itu. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Ada papan bertuliskan “Jangan memberi makan burung merpati”. Tanda bahwa aku ada di Jepang. Di Indonesia aku hampir tidak pernah melihat papan seperti ini. Oleh karena itu burung merpati di Jepang tidak mengenal bahaya. Mereka tetap santai berjalan di tanah walaupun mereka hampir terinjak. |
|
|
|
|
|
Dari Kuil Asakusa aku berjalan menuju Sakurabashi (Sakurabashi muncul di episode 1 dan 2). Jaraknya sekitar 15 menit berjalan kaki. Dari sana kalian bisa melihat Sky Tree. Di sebelah jembatan adalah model dari gedung ETU yaitu Taito Riverside Sports Center. Untuk sebuah sports center tempat ini lumayan besar. Ada kolam renang, lapangan tenis, lapangan marathon, lapangan baseball. Sebenarnya aku tidak akan tahu kalau ada tempat seperti ini kalau aku tidak menonton Giant Killing. Dan aku kaget ketika melihat lapangan tenis. Ada banyak sekali orang yang bermain tenis dan semuanya (maaf) orang-orang di atas 60 tahun. Jarang sekali ada orang di atas 60 tahun main tenis di Indonesia. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ini adalah tempat di mana Tatsumi dan Morikoshi berdebat. Murakoshi : “Aku telah mempertaruhkan segalanya untuk ETU selama 10 tahun ini!” Tatsumi : “ Iya, aku mengerti. Karena itulah aku melepaskanmu dari posisi kapten.” Tatsumi-san keren! Tidak aneh kalau Murakoshi akhirnya setuju dengan dia. Aku mengambil foto ini sekitar jam 1 siang oleh karena itu sinar matahari membuatku sulit mengambil foto. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ada seekor burung camar di atas jembatan. Di anime ada banyak sekali burung camar dan sekarang aku tahu alasannya. Di sekitar sini ada banyak sekali burung camar. |
|
|
|
Setelah berjalan sekian lama, akhirnya kakiku sudah mencapai batasnya dan aku pun pulang ke rumah. Aku berjalan balik dari Sakurabashi ke Kaminarimon dan menyeberang jalan besar di depan Kaminarimon. Dari situ aku turun tangga ke Stasiun Tokyo Metro Asakusa. Rumahku ada di sekitar Ayase (bukan Ochanomizu) jadi aku naik kereta jalur Ginza dan transit di Ueno (jalur Hibiya) dan transit di Kita Senjyu (jalur Chiyoda) dan akhirnya aku sampai di Stasiun Ayase. |
|
|
|
Ada banyak sekali orang yang mengunjungi Kuil Asakusa. Dari remaja sampai orang tua, baik orang Jepang maupun orang luar negeri. Terutama ketika musim liburan dan tahun baru. Tapi aku tidak melihat banyak anak-anak di sana walaupun ada banyak goods anime. Aku merekomendasikan tempat ini untuk orang-orang beragama Buddha, orang-orang yang gemar dengan kuil, orang yang ingin membeli yukata atau oleh-oleh khas Jepang. Dan juga orang yang suka dengan anime Giant Killing atau Joshiraku. Terakhir orang yang suka dengan game Kenka Banchou Bros (karena pemandangan di game persis dengan Kuil Asakusa dan karena aku sendiri menyukai game itu) |
|